Kamis, 26 Mei 2011

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN KARYA SASTRA DRAMA MALAM JAHANAM

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN KARYA SASTRA DRAMA  MALAM JAHANAM
Drama merupakan salah satu genre sastra yang menarik untuk dibahas. Istilah drama berasal dari Yunani, yaitu dramoi yang berarti ‘aksi’ atau ‘perbuatan’. Istilah drama itu sendiri sudah menyiratkan makna ‘peristiwa’ dan ‘karangan’.
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan di anatara tokoh-tokoh yang ada. Drama juga secara eksplisit memperlihatkan adanya petunjuk pemanggungan yang akan memberikan gambaran tentang suasana, lokasi, atau apa yang dilakukan tokoh (Hall dalam Wahyudi, 2006: 104).
Adapun unsur-unsur yang membangun sebuah drama, yaitu: alur, watak, tokoh, penokohan, dll. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai unsur tokoh dan penokohan dalam karya sastra drama Malam Jahanam.
Malam Jahanam merupakan sebuah drama ciptaan Motinggo Busje yang ditulis pada tanggal 1 Juni 1958 di Teluk Betung. Malam Jahanam pernah memenangkan sayembara penulisan lakon yang diadakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1958. Drama ini merupakan drama satu babak yang menampilkan sisi gelap manusia di samping aspek ketulusan dan kelembutan hati.
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991: 16). Tokoh-tokoh dalam drama ini adalah Mat Kontan, Paijah, Soleman, Utai dan Tukang Pijat. 

IDENTIFIKASI TOKOH DAN PENOKOHAN
1.      KATEGORI TOKOH
a. Tokoh protagonis adalah tokoh utama cerita yang pertama-tama menghadapi masalah. Tokoh ini biasanya didudukkan penulis sebagai tokoh yang memperoleh simpati pembaca/penonton karena memiliki sifat yang baik. Tokoh yang memegang peran pimpinan atau tokoh utama dan menjadi pusat sorotan dalam kisahan serta pembawa ide dasar.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang tokoh protagonis.
c. Tokoh tritagonis disebut juga tokoh pembantu, baik membantu tokoh protagonis maupun antagonis.
d. Tokoh tambahan yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap dalam mata rantai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini hanya menurut kebutuhan cerita. Tidak semua lakon drama menghadirkan tokoh pembantu.
*      Tokoh protagonis dalam drama Malam Jahanam diperankan oleh Paijah, karena Paijah merupakan pembawa ide dasar dalam drama tersebut. Hal tersebut terbukti dengan perbuatan jahanam yang telah dilakukan oleh Paijah yang dibantu oleh Soleman.

*      Tokoh antagonis dalam drama Malam Jahanam diperankan oleh Mat Kontan, hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan drama  tersebut :

Mat Kontan : Kau permainkan diri saya ya? Ha? (mau memukul).
Mat Kontan : (Mengancam dengan memegang leher baju Utai). Utai jangan cari gara-gara! Gua hajar nanti lu! Betul yang ini apa bohong?
Mat Kontan : (Mengancam) lepaskan dekapan itu!

*      Tokoh tritagonis (pembantu) dalam drama Malam Jahanam diperankan oleh Soleman, hal tersebut terbukti dengan kejahanaman yang telah dilakukan oleh Paijah yang dibantu oleh Soleman. Selain itu, juga dapat kita lihat dalam kutipan berikut
Soleman : Kenapa jadi menangis, hah? Saya hanya akan mengabulkan apa yang kau minta dulu dan telah saya beri. Anak itu telah lahir. Kalau saya mati karena lahirnya dia, itu berarti saya akan bernasib sama dengan bapak saya. Tapi semoga cucu bapak akan meneruskannya, sebab perjuangan kakeknya belum selesai.

*      Tokoh tambahan dalam drama Malam Jahanam diperankan oleh Utai dan Tukang Pijat.


2.      ANALISIS KARAKTER TOKOH

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh, baik
keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan
hidupnya, adat-istiadat, dan sebagainya. Yang diangkat pengarang
dalam karyanya adalah manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu,
penokohan merupakan unsur cerita yang sangat penting
(Sudjiman, 1991: 23).

*      Watak Mat Kontan
Mat Kontan adalah seorang pria dewasa yang telah memiliki seorang istri dan juga seorang anak. Selain itu, Mat Kontan juga seorang yang sombong, angkuh, penakut, egois, emosional, dan sok tahu, Mat Kontan juga termasuk orang yang lari dari kenyataann. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut :

Mat Kontan : Pasti! Pasti kau iri pada saya. Kau iri karena saya punya bini yang cantik. Seorang anak lagi yang bakal cinta pada perkutut bapaknya. Kau juga iri barangkali, sebab kalau kita main taruhan empat satu kau selalu saja kalah.
Mat Kontan : Kau permainkan diri saya ya? Ha? (mau memukul).
Mat Kontan : (Mengancam dengan memegang leher baju Utai). Utai jangan cari gara-gara! Gua hajar nanti lu! Betul yang ini apa bohong?
Mat Kontan : Pergilah! Pergilah sana! Tapi anak itu jangan kau bawa. Anak itu adalah anak saya tahu!
Mat Kontan : (Mengancam) lepaskan dekapan itu!
            Mat Kontan     : (Takut) Jangan bilang perkataan itu, Man. Saya paling takut kalau kaubilang perkataan itu (melepaskan). O, aku takut kalau kau ulangi cerita lama itu. Saya adalah orang yang kepingin panjang umur, Man. He, kau masih ingat peristiwa itu, Man?
            Soleman : Saya percaya, kau (Mat Kontan) sendiri belum yakin selama ini bahwa ia itu anakmu. Kau sering menebarkan berita setelah anakmu lahir kemana saja untuk menutupi hal itu. Hal, bahwa sebenarnya kau bukan lelaki.



*      Watak Paijah
Paijah adalah seorang wanita yang telah bersuami dan memiliki seorang anak yang masih bayi. Paijah seorang wanita yang berwatak pencemas dan tidak setia. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan dibawah ini :

Paijah : (Dengan nada mengambang) sudah malam belum pulang.
Paijah : Dari pagi belum pulang.
Paijah : Jadi apa kataku bila ia menanyai saya?
Paijah : Sebentar lagi tentu mereka dating. Man, saya takut Man!
Paijah : Jangan tinggalkan saya! (memeluk Soleman) jangan tinggalkan saya Man!
Paijah : Leman! Jangan kau tinggalkan saya dan anak kita!

*      Watak Soleman
Soleman adalah seorang pria yang belum menikah yang tinggal diseberang rumah Mat Kontan dan Paijah . Soleman juga adalah sahabat dari Mat Kontan. Soleman seorang pria yang berwatak pengecut, besar mulut, dan pembual. Kutipan yang dapat membuktikan pernyataan tersebut dapat dilihat di bawah ini:

Soleman : Kalau kau disentuh saja, akan saya sentuh pula dia. Kalau kau dilukainya, akan saya lukai dia! Dan kalau kau dibunuhnya, akan saya bunuh dia.
Paijah : Hai lelaki pengecut! Bukankah kau bilang, berjanji akan melindungi saya ha? Kau diam saja sekarang kayak tunggul!
Paijah : jangan kau bikin gara-gara memanasi dia, Soleman keparat.
Paijah : Karena saya kasihan melihat dia begitu pengecut tadi.


*      Watak Utai
Utai adalah seorang pria yang sangat bergantung terhadap Mat Kontan, untuk merokok saja sangat mengharap uluran dari Mat Kontan. Utai seorang pria yang berwatak setia dan selalu mengharap pemberian dari Mat Kontan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan berikut ini :

Utai : He eh! Dari pagi saya belum merokok sebab dia (Mat Kontan) nggak ada. Kemana sih dia?
Utai : Kalau begitu kita pergi berdua saja.
Utai : Sabar mang. Sungguh, saya berani taruhan, nggak bakal ketemu.

*      Watak Tukang Pijat
Tukang Pijat ini adalah seorang pria yang kira-kira sudah tua juga seorang tuna netra (buta), Tukang Pijat ini sering melintas di sekitar rumah Soleman dan Mat Kontan sambil menyeret kaleng bekas susu. Menurut saya, Tukang Pijat ini berwatak selalu ingin tahu suatu permasalahan. Hal ini diperkuat melalui kutipan berikut :

Tukang Pijat : Tan, kau dicari-cari orang, Tan. Si Utai mati kau tahu?
Tukang Pijat : Kabarnya Soleman berkelahi dengan kamu tadi ya? Soal apa?



2 komentar: